Rabu, 28 Desember 2011

Susah Kaya Susah Miskin (Profesi Apa Nih?)

Dari beberapa bacaan memang tidak telalu ekstrim dijabarkan kenapa sampai profesi ini bisa begitu sulit untuk memperoleh kekayaan. Entah karena proyek yang didapatkan tidak terlalu banyak bahkan dalam hitungan tahun hingga lamanya proses pencapaian hasil akhir karya terbangun tersebut, jadi bukan tidak mungkin profesi ini justru kurang cocok untuk para pencari kekayaan ( kalo mencari hal lain mungkin bisa saja ) walaupun mudah tentunya untuk dapat bertahan dalam prosesnya. Profesi ini juga dapat dimulai dengan dana yang amat minim walaupun kita baru memulainya atau setelah sekian lama meningggalkannya lalu akan memulainya kembali. Nah mau sesulit apapun masih dapat bekerja menjadi arsitek bukan?!...

balikin lagi ke judul, Susah Kaya Susah Miskin, profesi gak pernah seaneh ini hahaha... tapi saya suka :)

Selasa, 20 Desember 2011

Penghargaan Yang Diberikan IAI ( Ikatan Arsitek Indonesia) Dalam Keprofesian Arsitek


Sebelumnya, Cuma rasa penasaran gue yang luar biasa aja yang membuat gue iseng nulis mengenai penghargaan apa saja yang yang ada di bidang keprofesian arsitektur baik itu produk hingga arsiteknya atau bahkan ada penghargaan yang tidak hanya mencakup 2 aspek tersebut. Untuk saat ini hanya sebatas penghargaan dalam skala nasional. Penghargaan skala internasionalnya menyusul deh .
PENGGOLONGAN
Penghargaan IAI diberikan kepada objek-objek yang terbagi atas 3 golongan besar, yaitu penghargaan untuk karya arsitektur, pelaku serta pemerhati arsitektur dan kantor
Tipe penghargaannya dibagi atas:
  • Bangunan Gedung
  • Kawasan
  • Arsitek
  • Masyarakat
  • Kantor arsitek
  • Kantor Konsultan
(1) Penghargaan kepada Bangunan Gedung
Penghargaan IAI untuk bangunan gedung diberikan kepada bangunan gedung karya para arsitek IAI di Indonesia. Juga karya para arsitek anggota IAI di mancanegara. Karya-karya tersebut dikelompokkan dengan system kategorisasi, klasifikasi, dan tipologi sebagai berikut:
  1. Kategorisasi
  1. Gedung Hunian
  2. Gedung Bukan Hunian
  3. Gedung Campuran
  4. Gedung Fasilitas Khusus
  5. Gedung Lama
  1. Klasifikasi
  1. Gedung Hunian
  1. Gedung Hunian Tetap
  2. Gedung Hunian Tidak Tetap

  1. Gedung Bukan Hunian
  1. Perkantoran
  2. Perdagangan
  3. Pameran
  4. Penyimpanan/Pergudangan
  5. Industri/Pabrik
  6. Laboratorium
  7. Pendidikan
  8. Pelayanan Kesehatan Terbatas
  9. Keagamaan
  10. Kebudayaan
  11. Pelayanan umum dan social

  1. Gedung Campuran
  1. Berbagai kombinasi gedung hunian dan bukan hunian, mengikuti perkembangan periode terkait

  1. Gedung Fasilitas Khusus
  1. Gedung Resiko Tinggi
  2. Kompleks Militer
  3. Kompleks kegiatan dengan tingkat keamanan tinggi
  4. Gedung Fasilitas Khusus

  1. Gedung Lama
  1. Konservasi
  2. Renovasi
  3. Rekonstruksi
  4. Restorasi
  5. Rehabilitasi
  6. Revitalisasi
  1. Tipologi
Tipe-tipe bangunan gedung yang dapat diberi penghargaan IAI ditetapkan oleh komisi pelaksanaan penghargaan IAI stelah memperoleh masukan dari para juri. Penetapan tersebut harus mengikuti klasifikasinya masing-masing dan sedapat mungkin tidak terjadi tumpang tindih.
(2) Penghargaan kepada Kawasan
Diberikan kepada perencanaa kawasan dan perancangan isinya sebgai satu kesatuan. Batasan untuk kawasan adalah:

  1. Lingkungan buatan yang merupakan bagian sebuah kota atau desa
  2. Dapat berupa kawasan mult-ifungsi maupun mono-fungsi
(3) Penghargaan kepada Arsitek
Diberikan kepada arsitek anggota IAI maupun bukan, warga Negara Indonesia ataupun bukan, yang dinilai berjasa terhadap perkembangan wacana arsitektur Indonesia.
(4) Penghargaan kepada Masyarakat
Diberikan kepada mereka yang dinilai berjasa mendukungperkembangan wacana arsitektur Indonesia, seperti :

  1. Pemilik/Pengguna bangunan
  2. Lembaga pemerintah atau swasta
  3. Lembaga swadaya masyarakat
  4. Kelompok masyarakat atau perorangan
(5) Penghargaan kepada kantor Arsitek
Diberikan kepada arsitek yang kantornya dinilai member jasa pelayanan yang konsisten sehingga mengangkat citra arsitek dan arsitektur Indonesia.
(6) Penghargaan kepada kantor konsultan
Diberikan kepada konsultan pendukug jasa pelayanan arsitektur yang kantornya dinilai member jasa pelayanan terbaik untuk menghasilkan karya arsitektur berkualitas tinggi secara konsisten.

Minggu, 18 Desember 2011

Coretan Para Penghasut Untuk Masuk Ke Perangkap NII



Ketertarikan Gue Terhadap Arsitektur Juga Muncul Atas Buku/Tabloid Yang Gue Baca




























Arsitek Bisa Menjadi Pelacur (Penjual Diri)


Ini tulisan macam apa lagi menyamakan arsitek dengan pelacur. Seolah-olah merendahkan keprofesian arsitek. Namun, kita belum tau bagaimana pekerjaan dibidang jasa ini dapat berada di ranah yang begitu menghawatirkan karena punya kecendrungan memunculkan ekspektasi yang tidak enak dan merata kepada arsitek yang tidak melacur ( yang telah menjadi arsitek penjual diri pasti ksel sama tulisan ini )
Kita urai dulu bagaimana kemudian sebutan ini bisa muncul. Seorang Penjual diri (sebutlah seperti PSK) biasanya melakukan sebuah tindakan perendahan diri dengan menjual dirinya atau kehormatannya dengan biaya yang sangat rendah. Tuntutan pemenuhan sehari-hari katanya. Sebutlah A orang yang kesehariannya tersebut menggunakan busana yang tertutup dan santun. Nah opini masayarakat terhadap orang yang berbusana tertutup ini kan sangat positif. Lalu kalau ada B seorang penjual diri yang dengan sengaja ataupun tidak melakukan tindakan merendahkan harga diri tersebut dan diketahui masyarakat . Maka opini yang terbentuk terhadap A ataupun orang –orang lain yang berbusana tertutup menjadi rancu kan?... Ini akan cenderung merugikan bagi si A maupun yang lainnya toh.
Arsitek A bekerja sebagai penjual jasa desain yang tentu ingin mendapatkan penghargaan berupa upah yang “layak” terhadap buah pikiran atas karya tersebut. Lalu ada arsitek B yang mau menerima jasa desain murah bahkan yang paling ekstrim mengiklankan jasa desain murah tersebut media. Tindakan B ini punya potensi merusak “market” jasa arsitek dan akan membawa ekspektasi jasa arsitektur itu hanya sebagai tukang gambar. Ngenes gak tuh kalau opini masyarakat terhadap jasa desain arsitektur menjadi picik seperti itu? …
Namun ada juga pendapat,bahwa jasa produk pikir tersebut bisa saja tidak ada nilai yang pasti. Bisa jadi nilainya sangat rendah bahkan sangat tinggi. Sebuah relatif yang mesti disikapi secara lebih sensitif. Kalau jasa ini bernilai sangat tinggi dapat dikatakan profesi ini aman. Sedangkan jika jasa ini bernilai sangat rendah, bagaimana profesi ini dapat bertahan dan menjalankan perannya?
Bagaimana cara memasyarakatkan arsitektur dalam lingkup masyrakat menengah dan menengah ke bawah

Minggu, 11 Desember 2011

Sayembara UI Afair 2012










Arsitektur Di Indonesia (1950an-1990): telaah historis singkat Oleh: Iwan Sudrajat (Part 2 Politik Yang Ber-Arsitektur atau Arsitektur Yang Dipolitisasi?)


Kalo betah baca sampe part 2 biasanya iseng nih…karena akan ngebahas mengenai pengaruh Presiden Pertama Indonesia Ir. Soekarno dalam ber-Arsitektur. ”(A.R.B)

Sejak tawal tahun 1960, literature Barat mulai masuk ke dunia pendidikan arsitektur di Indonesia. Karya-karya dan pemikiran-pemikiran para arsitek terkemuka seperti Walter Gropius, Frank Lloyd Wright, dan Le Corbusier menjadi referensi normative dalam diskusi di kelas dan latihan di studio, sehingga karakter pendidikannya menjadi lebih akademis. Iklim politik pada saat itu sangat berpengaruh terhadap penerimaan masyarakat terhadap teori dan konsep arsitektur modern, karena pada masa “Demokrasi Terpimpin” (1957-1965) di bawah presiden Soekarno , “modernitas” diberikan oleh kepentingan simbolis yang merujuk pada persatuan dan kekuatan nasional.
Soekarno mengeyam pendidikan di ITB (1921-1925) dan lulus sebagai insinyur sipil. Ia berpraktek selama satu tahun sebelum menjadi seorang politikus professional dan telah berhasil mempengaruhi secara mendasar karakter arsitektur yang diproduksi pada masa memegang kekuasaan. Kecenderungannya pada sesuatu yang modern , revolusioner, dan heroik dalam arsitektur telah membawanya pada program pembangunan besar-besaran untuk ibukota Jakarta, yang ketika itu telah dihuni oleh 3 juta penduduk. Ia berharap untuk untuk mengubah citra Jakarta sebagai pusat pemerintahan colonial menjadi ibukota sebuah Negara yang merdeka dan berdaulat, serta sebagai kebanggaan bangsa dan pertanda lahirnya kekuatan baru di dunia.
Di bawah pemerintahan rezim Soekarno, arsitektur modern di Indonesia memiliki kepentingan politik yang tidak pernah diperoleh sebelumnya. Di dalam kerangka ”pembangunan bangsa” (“nation building”), suatu awal yang mencengangkan dimulai pada akhir 1950-an, yaitu pembongkaran bangunan-bangunan lama, pendirian bangunan-bangunan baru, pelebaran jalan, dan pembangunan jalan-jalan bebas hambatan yang baru. Pencakar langit dan teknologi bangunan modern seperti air- conditioning, elevator, dan escalator mulai diperkenalkan di negeri ini untuk pertama kalinya, dan sejak itu. Garis langit (skyline) Jakarta berubah secara dramatis. Pada tahun-tahun berikutnya sekitar tujuh puluh proyek pembangunan fisik skala besar dan kecil direncanakan dan diselesaikan, sebagian besar didanai oleh bantuan dari luar negeri dan pampasan perang dari jepang.
Proyek yang paling menonjol di antaranya adalah (Jakarta) :
  • Hotel Indonesia : Hotel internasional pertama,14 lantai memiliki 423 kamar, dibangun untuk mengembangkan dan menarik perhatian industri pariwisata luar negeri agar dapat memperbaiki posisi nilai tukar mata uang Indonesia. Awal pembangunan Januari 1959 dan diresmikan pertengahan 1962 dalam rangka pembukaan Asian Games IV. Perancang: Sorensen, Arsitek dari Denmark
  • Pertokoan Sarinah : Pusat perbelanjaan berlantai 14 yang pertama dibangun di Indonesia
  • Gelora Bung Karno di Senayan : Kompleks olahraga raksasa yang bernilai 10 juta dolar ini didirikan tahun 1959 dengan bantuan dana dari Uni Soviet, untuk mewadahi Asian Games ke IV yang diselenggarakan bulan Agustus-September 1962. Stadion Olahraga utamanya mampu menampung lebih dari 100.000 penonton
  • Jalan bebas hambatan 6 jalur
  • Jakarta By-pass
  • Jembatan Semanggi
  • Monumen Nasional (Monas) : Tugu Setinggi 110 meter,yang dirancang oleh arsitek Soedarsono untuk melambangkan kelanjutan kebudayaan di Indonesia dari masa lalu., masa kini dan masa akan dating. Bentuk formalnya meminjam konfensi tugu patriotis dari Eropa, dan pada saat yang sama mengambil bentuk langgam lingga-yoni dari periode Hindu Jawa. Ukurannnya didasarkan pada angka-angka tanggal proklamasi kemerdekaan, 17/08/45. Bagian dasarnya mewadahi museum yang mendokumentasikan perjuangan revolusi rakyat Indonesia sepangjang sejarah. Dibangun pada agustus 1961 dan selesai pada 1978.
  • Taman Merdeka
  • Masjid Istiqlal : Masjid yang dirancang oleh F. Silaban ini dapat menampung sekitar 75.000 jemaah. Bangunan ini terbuat dari beton bertulang dan marmer yang diharapkan dapat bertahan 1000 tahun. Terdiri dari 5 tingkat , memiliki kubah berdiameter 45 meter, sebuah minaret setinggi 6666 cm yang melambangkan jumlah ayat Al-qur’an. Pembangunan dimulai pada Agustus 1961 dan diresmikan oleh Soeharto pada 22 Februari 1978.
  • Gedung Wisma Nusantara
  • Taman Impian Jaya Ancol : Proyek revitalisasi kawasan yang dibangun di daerah pantai Jakarta Utara dan dekat pelabuhan dengan luasan 585 Ha, Proyek ini dirancang sebagai pusat rekreasi untuk penduduk Jakarta dan sekitarnya, juga sebagai kota transit bagi pendatang dari luar negeri.
  • Gedung DPR& MPR : Terletak di areal seluas 60 Ha dengan areal terbangun seluas 80.00 m2, Dirancang oleh arsitek Soejudi untuk mengekspresikan aspirasi spiritual Indonesia modern.. Kompleks ini sebelumnya dipersiapkan oleh presiden Soekarno untuk lokasi CONEFO (Confrence of The New Emerging Force)
  • Sejumlah Patung Monumen : Yang sebagian besar berlanggam social-realis, ditempatkan diatas menara tinggi, menggambarkan buruh yang memberontak, petani yang memutus rantai, roh ibu yang baik hati. Contoh: Monumen Pembebasan Irian Barat di lapangan Banteng dan Patung Selamat Datang di Bundaran HI.
Beberapa Proyek yang dibangun diluar Jakarta (Yogya, Sanur) :
  • Hotel Ambarukmo
  • Hotel Bali Beach
Ciri khas proyek-proyek arsitektur Soekarno adalah kemajuan, modernitas, dan monumentalitas. Sebagian besar dari proyek-proyek ini dibangun dengan langgam “ International Style ”, untuk menandai kebangkitan suatu kekuatan progesif baru, yaitu Republik Indonesia. Peran dan fungsi politis arsitektur modern di Indonesia bagi Soekarno adalah untuk menanamkan kebanggaan berbangsa pada rakyatnya, untuk menampilkan citra positif negara Indonesia kepada Negara berkembang lainnya. Dan sebagai lambing perlawanan terhadap kolonialisme dan imperialism.
Seorang arsitek yang memiliki hubungan dekat dengan Soekarno ketika itu ialah Friedrich Silaban yang lahir pada 16 Desember 1912 di desa Banondolok, Tapanuli, Sumatra Utar, dan meninggal pada 14 Mei 1984 di Jakarta. Memulai sebagai juru gambar (drafter) dan menjadi arsitek pada tahun 1931. Konsep desainnya sangat dipengaruhi oleh arsitek belanda J.H. Antonisse. Ia memenangka banyak sayembara arsitektur pada masa kolonial maupun pada masa kemerdekaan. Pada tahun 1950 , ia menerima pendidikan arsitektur selama satu tahun di Academie Bouwkunst di Belanda. Pada tahun 1962, Ia memperoleh penghargaan Satya Lencana Pembangunan dari Soekarno. Ia terlibat di dalam hampir semua proyek besar pada masa itu, baik sebagai penasihat maupun sebagai perancang. Desain arsitektur Silaban didasarkan pada : Fungsi, Kenyamanan, Efisiensi, dan Kesederhanaan. Ia berpendapat bahwa arsitek harus memperhatikan kebutuhan fungsional suatu bangunan dan faktor iklim tropis seperti temperature, kelembapan sirkulasi udara, dan radiasi matahari. Faktor-faktor determinan yang penting ini harus ditangani secara serius baik dalam perancangan tapak, pemilihan bentuk, sistem konstruksi dan bahan bangunan. Sikapnya terhadap desain terekspresikan dalam solusi arsitektur yang unik seperti ventilasi silang, tritisan atap yang lebar, dan selasar-selasar. Proyek besar yang ditanganinya antara lain BI di jln. Thamrin, Wisma Dirgantara di jln. Gatot Subroto, Gedung pola, dan masjid Istiqlal.

Sumber: Indonesian architecture now, Imelda Akmal







Kamis, 08 Desember 2011

Bosen Liat Tulisan, Liat Video Arsitektur Aja Dulu (Part 1)




Arsitektur Di Indonesia (1950an-1990): telaah historis singkat Oleh: Iwan Sudrajat (Part 1 Institusional Pendidikan)


Mendingan bacanya kalo punya waktu luang aja ya, karena biasanya hanya membaca sekedarnya saja. Biasanya lohh… ”(A.R.B)

Landasan Institusional disiplin ilmu arsitektur di Indonesia terbentuk pada tahun-tahun setelah kemerdekaan. Suatu telaah historis singkat tentang peristiwa-peristiwa penting yang terjadi selama periode ini akan memberikan kepada kita gambaran umum tentang perkembangan awal pendidikan dan praktek arsitektur yang mengantarkan pada kondisi kearsitekturan masa kini di Indonesia.
Diketahui bahwa mata kuliah arsitektur di masa penjajahan Belanda selalu diajarkan sebagai bagian dari pendidikan insinyur sipil. Baru pada bulan oktober 1950, ketika sekolah arsitektur yang pertama didirikan di ITB, arsitektur memperoleh status sebagai disiplin ilmu yang mandiri. Program pendidikan yang diawali dengan 20 mahasiswa dan 3 pengajar berkebangsaan Belanda, pada dasarnya meniru sistem pendidikan sekolah dimana para pengajar tersebut berasal, yaitu dari Universitas Teknologi Delft di Belanda (Tempat dimana pak Yonav Partana ngambil S2 Spesialisasi Urbanism and Bulding Technology Nih) . Pendidikan ketika itu diarahkan pada penguasaan keahlian merancang bangunan, dengan focus pada parameter pokok yang sangat terbatas, yakni fungsi, iklim, konstruksi, dan bahan bangunan.
Akibat konflik di Irian Barat, Pada tahun 1995 semua pengajar berkebangsaan Belanda ditarik pulang ke negara asal mereka, kecuali V.R. van Romondt yang bersikeras untuk tinggal, dan secara low profile memimpin sekolah arsitektur sampai pada tahun 1962. Di bawah pimpinannya, pendidikan arsitektur secara bertahap diperkaya dengan menyertakan aspek estetika, budaya, dan sejarah ke dalam pertimbangan desain. V.R. van Romondt berambisis untuk menciptakan “Arsitektur Indonesia” yang baru , yang berakar pada prinsip-prinsip tradisional tetapi dikembangkan secara modern untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kontemporer. Dengan kata lain, “Arsitektur Indonesia” adalah penggenapan gagasan fungsionalisme, rasionalisme, dan kesederhanaan dari desain modern, namun sangat terinspirasi oleh prinsip-prinsip arsitektur tradisonal.
Pada tahun 1958, jumlah mahasiswa di sekolah arsitektur ITB sudah bertambah sampai 500 orang, dan telah dihasilkan 12 orang lulusan. Beberapa di antara para lulusan ini direkrut untuk posisi mengajar, sehingga proses Indonesianisasi dapat dimulai. Pada bulan September 1959, Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) didirikan oleh para lulusan (Nah loh bisa nambah input pengetahuan tentang IAI kan ). Sejak tahun 1961, kepemimpinan arsitektur sepenuhnya berada di tangan bangsa Indonesia, dengan Sujudi sebagai ketuanya yang pertama. Sujudi dan rekan-rekannya kemudian mendirikan sekolah arsitektur di perguruan tinggi lainnya

Pada tahun 1962: Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta; Universitas Diponegoro, Semarang.
Pada tahun 1963: Universitas Hasanudin, Makasar
Pada tahun 1965: Universitas Indonesia, Depok; Universitas Teknologi 10 November, Surabaya; Universitas Udayana, Denpasar.

Sumber: Indonesian architecture now, Imelda Akmal




Vegetasi Dalam Arsitektur



Apa hubungan proyek Djarum Foundation dengan judul diatas? Mungkin ada, mungkin loh…Kenapa juga sebuah brand rokok yang telah kita kenal banget punya proyek pelestarian lingkungan di jalur pantura, Jawa tengah? Yang katanya upaya bakti kepada Negeri? Siapa yang perduli toh sepertinya semua itu tersirat seperti upaya penetralan yang dilakukan atas dampak buruk yang dihasilkan oleh produknya yaitu “rokok”. Apapun dalih yang diungkapkan seperti karena produksi rokoklah pendapatan daerah bisa terdongkrak, atau atas karena pruduksi rokoklah lapangan pekerjaan dapat dibuka secara banyak dan besar-besaran, lah dampak rokoknya gimana dong? Memproduksi racun untuk membunuh secara perlahan bangsa kita… tapi siapa yang perduli sih, toh ada banyak keuntungan yang didapatkan dari industry rokok tersebut ( Mungkin ada sih tapi jumlahnya minoritas gitu)

Ketimbang membicarakan hal di atas yang tidak mungkin bisa selesai hanya dengan wacana tulisan, diskusi atau apapun itu tanpa ada tindakan, mending fokus sama hal yang lain. Lalu apa yang jadi fokusnya dari tulisan ini ? Namanya juga blog Arsitektur kita fokus pada upaya positif yang dilakukan sama Djarum foundation ini di ranah vegetasi lingkungan aja deh. 
 
Tau gak apa itu pohon Trembesi? Kenapa mesti pohon Trembesi? Apa potensi yang dimiliki dari pohon ini? Baiklah kita cari tau… 

Sumber: http://didut.wordpress.com/2010/05/02/kehebatan-pohon-trembesi/

 Sumber: http://www.indolandscape2.netfirms.com/fototanaman/Pohonfoto

  Sumber:http://wawansome.blogspot.com/2011/01/trembesi-si-penyerap-co2.html

  Sumber:http://erwin4rch.wordpress.com/2008/10/10/mengintip-negeri-tetangga-singapura-part-1/

Trembesi (Albizia saman sinonimSamanea saman) disebut juga Pohon Hujan atau Ki Hujan merupakan tumbuhan pohon besar dengan ketinggian hingga 20 meter dan tajuknya yang sangat lebar. Pohon Trembesi (Ki Hujan) mempunyai jaringan akar yang luas sehingga kurang cocok ditanam di pekarangan karena bisa merusak bangunan dan jalan.
Diyakini dari satu batang Trembesi dewasa mampu menyerap 28,5 ton karbondioksida (CO2) pertahunnya. Bahkan di Istana Negara, terdapat 2 batang pohon Trembesi yang ditanam oleh presiden pertama RI, Ir. Soekarno yang masih terpelihara dengan baik hingga kini.
Pohon Trembesi (Albizia saman) disebut juga sebagai Pohon Hujan atau Ki Hujan lantaran air yang sering menetes dari tajuknya karena kemampuannya menyerap air tanah yang kuat. Di beberapa daerah di Indonesia tanaman pohon ini sering disebut sebagai Kayu Ambon (Melayu), TrembesiMunggurPunggurMeh (Jawa), Ki Hujan (Sunda).
Dalam bahasa Inggris pohon ini mempunyai beberapa nama seperti, East Indian Walnut,Rain TreeSaman TreeAcacia Preta, dan False Powder Puff. Di beberapa negara Pohon Trembesi ini disebut Pukul Lima (Malaysia), Jamjuree (Thailand), Cay Mura (Vietnam),Vilaiti Siris (India), Bhagaya Mara (Kanada), Algarrobo (Kuba), Campano (Kolombia),Regenbaum (Jerman), Chorona (Portugis)
Trembesi pada mulanya diketahui tumbuh di savana Peru, Brasil, dan Meksiko, yang minim air. ”Kemampuan tumbuh di savana menunjukkan, pohon ini tidak memiliki evaporasi tinggi”
DR.Ir. Endes N Dahlan adalah salah satu dosen Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB) yang diundang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk memberikan pembekalan penanaman trembesi, 13 Januari 2010 di Istana Negara. Endes meneliti daya serap emisi karbon dioksida atas 43 jenis tanaman pada 2008.
Hasil penelitian pada trembesi dengan diameter tajuk 10-15 meter menunjukkan, trembesi menyerap karbon dioksida 28,5 ton per tahun. Ini angka terbesar di antara 43 jenis tanaman yang diteliti, bahkan ditambah 26 jenis tanaman lain, daya serap karbon dioksida trembesi tetap terbesar. Meskipun demikian, Endes belum bisa menjelaskan 68 jenis pohon lainnya yang diteliti.
Dia mengaku, belum meriset secara rinci kapasitas evaporasi trembesi. Diketahui pula, trembesi memiliki sistem perakaran yang mampu bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium untuk mengikat nitrogen dari udara.
Kandungan 78 persen nitrogen di udara memungkinkan trembesi bisa hidup di lahan-lahan marjinal, juga lahan-lahan kritis, seperti bekas tambang, bahkan mampu bertahan pada keasaman tanah yang tinggi. ”Selain tahan kekeringan, juga tahan genangan,” kata Endes.
Pohon trembesi, bisa mencapai usia 600 tahun itu, berkanopi luas, bisa mencapai diameter 8 meter dengan ketinggian pohon berkisar 40 meter.

Eksistensi Pohon Trembesi juga sempat menuai pro dan kontra. “Trembesi termasuk jenis pohon dengan  evaporasi atau penguapan tinggi sehingga berpotensi mengeringkan sumber air,” kata Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Mochammad Na’im, Senin (22/2/2010) di Yogyakarta, seperti yang dikutip dari Kompas Online. Menurut Na’im, trembesi memiliki tajuk yang luas, sekaligus tebal. Kondisi ini membuat cahaya matahari sulit menembus. ”Tanaman di bawah naungan tajuknya tidak bisa tercukupi cahaya matahari sehingga tidak bisa tumbuh subur, bahkan mati. Jenis tanaman ini sebaiknya untuk perindang,” ujar Na’im.



(Sumber:http://daengbattala.com/pohon-trembesi-menebar-kesejukan-menuai-keteduhan/)

Minggu, 04 Desember 2011

Bosen Ber_Arsitektur ( Sedikit Pelepasan Penat Ke Pameran di GaleriSalihara)

Tema Pameran :Beastly

mungkin gue telah menemukan keasikan tersendiri dalam dunia seni selain arsitektur dan yang dapat gue kemukakan untuk sebuah pameran yang dibuka pada jam 5 sore tanggal 3 agustus 2011 ini ialah bagaimana ketika karya seni dari kumpulan 30 orang seniman dari 3 generasi berpadu menciptakan kreasi yang unsurnya perpaduan antara manusia di dalam hewan, hewan di dalam manusia. Sungguh apa yang diungkapkan kata-kata di atas masih terlalu simpel untuk sebuah ungkapan makna dalam keseluruhan karya ini tapi setidaknya apa yang telah disampaikan mereka dalam media yang beraneka ragam itu dapat memberi pemahaman baru mengenai hal-hal yang terjadi antara manusia dan hewan