Kamis, 08 Desember 2011

Vegetasi Dalam Arsitektur



Apa hubungan proyek Djarum Foundation dengan judul diatas? Mungkin ada, mungkin loh…Kenapa juga sebuah brand rokok yang telah kita kenal banget punya proyek pelestarian lingkungan di jalur pantura, Jawa tengah? Yang katanya upaya bakti kepada Negeri? Siapa yang perduli toh sepertinya semua itu tersirat seperti upaya penetralan yang dilakukan atas dampak buruk yang dihasilkan oleh produknya yaitu “rokok”. Apapun dalih yang diungkapkan seperti karena produksi rokoklah pendapatan daerah bisa terdongkrak, atau atas karena pruduksi rokoklah lapangan pekerjaan dapat dibuka secara banyak dan besar-besaran, lah dampak rokoknya gimana dong? Memproduksi racun untuk membunuh secara perlahan bangsa kita… tapi siapa yang perduli sih, toh ada banyak keuntungan yang didapatkan dari industry rokok tersebut ( Mungkin ada sih tapi jumlahnya minoritas gitu)

Ketimbang membicarakan hal di atas yang tidak mungkin bisa selesai hanya dengan wacana tulisan, diskusi atau apapun itu tanpa ada tindakan, mending fokus sama hal yang lain. Lalu apa yang jadi fokusnya dari tulisan ini ? Namanya juga blog Arsitektur kita fokus pada upaya positif yang dilakukan sama Djarum foundation ini di ranah vegetasi lingkungan aja deh. 
 
Tau gak apa itu pohon Trembesi? Kenapa mesti pohon Trembesi? Apa potensi yang dimiliki dari pohon ini? Baiklah kita cari tau… 

Sumber: http://didut.wordpress.com/2010/05/02/kehebatan-pohon-trembesi/

 Sumber: http://www.indolandscape2.netfirms.com/fototanaman/Pohonfoto

  Sumber:http://wawansome.blogspot.com/2011/01/trembesi-si-penyerap-co2.html

  Sumber:http://erwin4rch.wordpress.com/2008/10/10/mengintip-negeri-tetangga-singapura-part-1/

Trembesi (Albizia saman sinonimSamanea saman) disebut juga Pohon Hujan atau Ki Hujan merupakan tumbuhan pohon besar dengan ketinggian hingga 20 meter dan tajuknya yang sangat lebar. Pohon Trembesi (Ki Hujan) mempunyai jaringan akar yang luas sehingga kurang cocok ditanam di pekarangan karena bisa merusak bangunan dan jalan.
Diyakini dari satu batang Trembesi dewasa mampu menyerap 28,5 ton karbondioksida (CO2) pertahunnya. Bahkan di Istana Negara, terdapat 2 batang pohon Trembesi yang ditanam oleh presiden pertama RI, Ir. Soekarno yang masih terpelihara dengan baik hingga kini.
Pohon Trembesi (Albizia saman) disebut juga sebagai Pohon Hujan atau Ki Hujan lantaran air yang sering menetes dari tajuknya karena kemampuannya menyerap air tanah yang kuat. Di beberapa daerah di Indonesia tanaman pohon ini sering disebut sebagai Kayu Ambon (Melayu), TrembesiMunggurPunggurMeh (Jawa), Ki Hujan (Sunda).
Dalam bahasa Inggris pohon ini mempunyai beberapa nama seperti, East Indian Walnut,Rain TreeSaman TreeAcacia Preta, dan False Powder Puff. Di beberapa negara Pohon Trembesi ini disebut Pukul Lima (Malaysia), Jamjuree (Thailand), Cay Mura (Vietnam),Vilaiti Siris (India), Bhagaya Mara (Kanada), Algarrobo (Kuba), Campano (Kolombia),Regenbaum (Jerman), Chorona (Portugis)
Trembesi pada mulanya diketahui tumbuh di savana Peru, Brasil, dan Meksiko, yang minim air. ”Kemampuan tumbuh di savana menunjukkan, pohon ini tidak memiliki evaporasi tinggi”
DR.Ir. Endes N Dahlan adalah salah satu dosen Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB) yang diundang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk memberikan pembekalan penanaman trembesi, 13 Januari 2010 di Istana Negara. Endes meneliti daya serap emisi karbon dioksida atas 43 jenis tanaman pada 2008.
Hasil penelitian pada trembesi dengan diameter tajuk 10-15 meter menunjukkan, trembesi menyerap karbon dioksida 28,5 ton per tahun. Ini angka terbesar di antara 43 jenis tanaman yang diteliti, bahkan ditambah 26 jenis tanaman lain, daya serap karbon dioksida trembesi tetap terbesar. Meskipun demikian, Endes belum bisa menjelaskan 68 jenis pohon lainnya yang diteliti.
Dia mengaku, belum meriset secara rinci kapasitas evaporasi trembesi. Diketahui pula, trembesi memiliki sistem perakaran yang mampu bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium untuk mengikat nitrogen dari udara.
Kandungan 78 persen nitrogen di udara memungkinkan trembesi bisa hidup di lahan-lahan marjinal, juga lahan-lahan kritis, seperti bekas tambang, bahkan mampu bertahan pada keasaman tanah yang tinggi. ”Selain tahan kekeringan, juga tahan genangan,” kata Endes.
Pohon trembesi, bisa mencapai usia 600 tahun itu, berkanopi luas, bisa mencapai diameter 8 meter dengan ketinggian pohon berkisar 40 meter.

Eksistensi Pohon Trembesi juga sempat menuai pro dan kontra. “Trembesi termasuk jenis pohon dengan  evaporasi atau penguapan tinggi sehingga berpotensi mengeringkan sumber air,” kata Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Mochammad Na’im, Senin (22/2/2010) di Yogyakarta, seperti yang dikutip dari Kompas Online. Menurut Na’im, trembesi memiliki tajuk yang luas, sekaligus tebal. Kondisi ini membuat cahaya matahari sulit menembus. ”Tanaman di bawah naungan tajuknya tidak bisa tercukupi cahaya matahari sehingga tidak bisa tumbuh subur, bahkan mati. Jenis tanaman ini sebaiknya untuk perindang,” ujar Na’im.



(Sumber:http://daengbattala.com/pohon-trembesi-menebar-kesejukan-menuai-keteduhan/)

Tidak ada komentar: