Jumat, 04 November 2011

Arsitek Tapi Tidak Sekolah Arsitek


Banyak Yang Ngebacot Tentang Green Architecture, Bosen Baca Mending Nonton


Arsitektur Nusantara...Nasibmu Kini Dan Nanti




Iklan Yang Punya Muatan Arsiteknya






















Di Samarinda Ada Perancangan Yang Menerima Aga Khan Award of Architecture,1989, Mari Kita Telusuri

Citra Niaga Urban Development

ArchNet Site ID AS00962
Location Samarinda, Indonesia
Architect/Planner Antonio Ismael
Architect/Planner PT Triaco and PT Grivantara Architects
Client Municipal Goverment, Samarinda
Date 1986
Century 20th
Decade 1980s
Building Types commercial, residential, urban design and development
Building Usage market, housing development, urban upgrading
Project ID 1103
Keywords Aga Khan Award for Architecture Winner; indigenous/vernacular/traditional

Kompleks Citra Niaga Samarinda dalam berbagai literatur arsitektur dunia cukup dikenal. Bahkan pada era akhir 1980-an dan awal 1990-an, Samarinda identik dengan Citra Niaga dimata para pelancong yang ingin ke Samarinda. Karena referensi mengenai kota Samarinda pada waktu itu kalah terkenal dibanding dengan Balikpapan maupun Bontang. Salah satu ikon menarik di Kaltim waktu itu adalah Citra Niaga yang berada di kota Samarinda

Pada awal 1990-an wajah Citra Niaga masih mendekati aslinya, bahkan walikota waktu itu melakukan gerakan men-"Citra Niaga"-kan lingkungan sekitar. Sehingga kawasan sekitarnya mulai dari Yos Sudarso sampai deretan Panglima Batur diharuskan berwajah "Citra Niaga". Ruko-ruko dirubah wajahnya diberi topeng tampilang mirip arsitektur Citra Niaga.

Keperluan ekonomi akhirnya menggerus citra dari Citra Niaga. Kompleks dua lantai di sisi Timur dibeli oleh pengusaha penjual pakaian. Seluruh lorong dua lantai yang indah dengan prasasti peresmian Citra Niaga dirubah menjadi sebuah toko pakaian. Semuanya hilang di area timur sehingga lorong-lorong berubah menjadi bagian dalam sebuah toko pakaian. Prasasti digeser dan ditelantarkan di kaki lima / trotoar.

Sejak itu wajah Citra Niaga Samarinda berubah seiring dengan renovasi Mal Mesra Indah yang mulai menyedot pengunjung. Dibangunnya Mal Lembuswana. Berdirinya Plaza Samarinda yang kemudian gagal dan menjadi tempat kumuh melengkapi Pinang Babaris yang sudah kumuh sebelumnya. Citra Niaga akhirnya tidak diminati pengunjung dan mulai dilupakan oleh warga Samarinda sendiri. Sementara itu literatur dunia masih mencatat Citra Niaga sebagai karya arsitektur yang dilupakan oleh pemiliknya sendiri. Warga Samarinda.

Pada suatu kegiatan Ikatan Arsitek Indonesia yang diadakan di Samarinda pada tahun 2006 gagal mendatangkan arsitek Citra Niaga. Upaya untuk mengembalikan Citra Niaga menjelang PON XVII 2008 patut dihargai. Namun Citra Niaga tidak akan pernah kembali seperti semula.

Sumber:


http://www.akdn.org/architecture/project.asp?id=1103

http://www.e-samarinda.com/forum/index.php?showtopic=2095

http://archnet.org/library/sites/one-site.jsp?site_id=985

Kamis, 03 November 2011

Sayembara Housing Solution For a Better Living at Pademangan Barat, Trisakti


  Poster

  
   TOR

  
   TOR

  
    TOR

 
   Presentasi Analisis Kawasan Oleh Panitia

  
   Presentasi Analisis Kawasan Oleh Panitia

 
    Presentasi Analisis Kawasan Oleh Panitia

  
    Presentasi Analisis Kawasan Oleh Panitia

  
    Presentasi Analisis Kawasan Oleh Panitia

  
    Presentasi Analisis Kawasan Oleh Panitia

  
    Presentasi Analisis Kawasan Oleh Panitia

  
   Realita MCK Umum Di Kawasan Padat (Foto Kondisi Eksisting Oleh Panitia)

Tampak Samping Kana Rumah (Foto Kondisi Eksisting Oleh Panitia)

  
 Pos Ronda dan Tempat Berjualan (Foto Kondisi Eksisting Oleh Panitia)

 Mecuci Didepan Rumah (Foto Kondisi Eksisting Oleh Panitia)

 Hobi Memelihara Burung (Foto Kondisi Eksisting Oleh Panitia)

  Ruang Keluarga Komunal (Foto Kondisi Eksisting Oleh Panitia)

 Sistem Pengairan Sederhana (Foto Kondisi Eksisting Oleh Panitia)

 Saluran Yang Mampet (Foto Kondisi Eksisting Oleh Panitia)



Tim Desain 
Arief Riansyah Bulwafa, Adie Pramana, Harrys Mursid Wibowo

Dalam proses mengajukan gagasan untuk kasus perancangan rumah pak charlie, kami melihat secara makro dulu, seperti apa masalah yang terjadi dalam perukiman di kawasan urban di pademangan barat ini. Dan.. inilah wujud realita cara bermukim di kawasan padat. Rumah dengan luasan 30 m2, yang dihuni oleh 7 orang, area sirkulasi jalan didepan rumah digambarkan sebagai zona semi publik, dimana aktifitas keluarga pun ada di area ini, seperti berkumpul, mencuci, berjualan...

Pada perancangannya, kami mencoba memberikan batasan yang mengenai zona publik maupun privat. Dimana kegiatan cuci mencuci dialihkan ke area dalam, agar tidak mengambil area sirkulasi dan agar mengurangi beban saluran yang mampet. Kegiatan berjualan juga dialihkan kebagian dalam, agar memudahkan dalam pengawasannya dan tidak mengganggu area sirkulasi jalan gang yang memang hanya berukuran +- 2 Meter

Vegetasi Anggur dicoba dipertahankan dengan sedikit memindahkan posisinya ke lantai dua, dikarenakan jalaran tanaman ini pada posisi awal menjadi akses bagi sirkulasi binatang pengerat(tikus) 

Dalam menyikapi penambahan lantai (hingga 2 lantai) di masa yang akan datang, struktur awal perlu ditambah pembesaran dimensinya untuk menjaga agar kekuatan bangunan tetap terjaga. Sedangkan dalam pemilihan matrial, disiasati dengan membeli sebagian matrail bekas dan baru yang dalam radius terdekat ke lokasi guna mengurangi pengeluaran transportasi

Sirkulasi udara dan pencahayaan yang kurang baik disiasati dengan penambahan area bukaan seperti jendela dan ventilasi yang desainnya telah dimodifikasi kenbali agar apa yang diinginkan sesuai dengan gagasan awal.


Panel 1

 Prespektif

 
  Prespektif


 Prespektif

 Prespektif

T.Atas

T.Depan

T.Belakang

T.Samping Kanan









Interior

Detail Arsitektur

Detail Arsitektur

Detail Arsitektur

Detail Arsitektur

Minggu, 30 Oktober 2011

Sayembara Robotic House, Binus

Panel 1
Panel 2

Panel 3

 Panel 4

 Panel 5
Panel 6

(Finalis)

 Final Presentation