Minggu, 30 Oktober 2011

Black box, Glass Box

Dalam satu kesempatan pernah hadir sebuah pertanyaan yang sedikit mengganjal ketika harus berhadapan dengan konsep perancangan yg biasanya menjadi step paling serius dalam menuangkan gagasan berfikir..."apa bisa suatu massa bentuk itu kita desain tanpa tau alasan a apa,atau kronisnya, suka aja sama desainnya...

Dalam sebuah proses berfikir kita akan bertemu dengan yang namanya Black box dan Glass box... Keduanya punya relativitas dalam hal kebenaran dalam berproses... Black box,akan menggiring pada pencarian bentuk di awal dan diikuti pencarian makna di kemudiannya. Glass box pencarian makna terdapat di awal,kemudian msuk ketahap pencarian bentuk...Black box membuat kita menjadi orang yg cenderung mencocok"an sesuatu agar msi bermakna, lalu Glass block alasan telah membentuk sikap tidak akan lari karna makna yang telah didapat,hanya perlu kerja keras pada pengerjaan bentuk yang diharapkan...sebuah pilihan yang harus dicoba dulu tentunya yang mana yang cukup sesuai dan tepat dalam berarsitektur

Kembali pada pertanyaan awal,apakah sedemikian pentingnya sebuah alasan dari bentuk rancang bangun tersebut... Biasanya semua yang berlandaskan alasan yang baik,kuat,masuk akal...punya potensi yang kuat untuk diterima pengamat,maupun pemberi tugas (owner),lalu jika dalam situasi terlemparnya sebuah pertanyaan oleh A: "kenapa bentuknya seperti itu ya? adaptasi bentuk dari mana kalo boleh tau?..." B: "sy suka aja sama bentuknya...biar terlihat agak berbeda"...

Rasanya arah pembicaraan tersebut dapat anda selesaikan sendiri bila 'A' itu adalah anda, dengn uang 1M yang siap terkucur untuk bangunan tersebut...

Tidak ada komentar: