Jumat, 27 November 2009

Perkembangan Bangunan Arsitektur Rumah Tradisional RIAU

BUDAYA ATAU KEBUDAYAAN
berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani.
Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
GAMBARAN UMUM PENDUDUK.
Umunya terdari dari suku melayu sedangkan suku-suku lain yang berdomisili di daerah ini antara lain adalah:
1. Suku bugis, banjar, jawa Mereka kebanyakan diam di kampung-kampung dan telah berbaur erat dengan penduduk setempat sejak ratusan tahun silam.
2. suku minang kabau, terutama datang dari Riau daratan, tinggal di kota-kota di lingkungan pasar, sebagai pedagang.
3. bangsa asing, terutama bangsa cina, banyak diam di daerah dan hidup sebagai pedagang, nelayan dan tani.
4. suku lainnya adalah suku yang masih belum maju, yakni orang laut, orang akek, dan orang hutan.
ASAL-USUL
Menurut catatan sejarah, suku pertama yang mendiami nusantara ini adalah suku wedoide. Hidupnya mengembara, karena semata-mata bergantung kepada alam.
Gelombang pertama sekitar 2500 sampai 1500 SM datang dari daratan asia menyebar ke semenanjung melayu dan nusantara bagian barat. Mereka di kenal dengan sebutan suku proto melayu.
Gelombang kedua datang sekitar 300 SM yang disebut suku deutro melayu, mereka mendesak suku proto-melayu kedaerah pedalaman. Sisanya bercampur dengan pendatang baru itu yang menurunkan manusia yang kini disebut suku melayu dan merupakan mayoritas penduduk RIAU.
Pola penyebaran penduduk belum merata karena kebanyakan bermukim dikampung yang terdapat di pesisir pantai dan sebagian kecil tinggal di perkotaan. Belum meratanya penyebaran penduduk di kepulauan RIAU kini tercermin dari masih banyaknya pulau-pulau tersebut yang tidak didiami orang. Hal ini kemungkinan karena sebagian dari pulau-pulau itu tidak memenuhi persyaratan untuk di diami seperti tanahnya yang tidak subur atau kerena letaknya amat terpencil.
Komponen-komponen atau unsur-unsur utama dari kebudayaan antara lain:
· Peralatan dan perlengkapan hidup (teknologi)
· Sistem mata pencaharian hidup
· Sistem kekerabatan dan organisasi sosial
· Sistem kepercayaan
· Bahasa
· Kesenian
Kepulauan Riau adalah sebuah provinsi di Indonesia. Provinsi Kepulauan Riau berbatasan dengan Vietnam dan Kamboja di sebelah utara; negara Malaysia dan Provinsi Kalimantan Barat di timur; Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Jambi di selatan; Negara Singapura, Malaysia, dan Provinsi Riau di sebelah barat.
Secara keseluruhan Wilayah Kepulauan Riau terdiri dari 4 Kabupaten dan 2 Kota, 47 Kecamatan serta 274 Kelurahan/Desa dengan jumlah 2.408 pulau besar dan kecil dimana 30% belum bernama dan berpenduduk. Adapun luas wilayahnya sebesar 252.601 Km2, di mana sekitar 95% - nya merupakan lautan dan hanya sekitar 5% merupakan wilayah darat.
Luas : 251.000 km² , 96% perairan, 4% daratan, 2408 pulau
Kota : 2
Kecamatan : 52
Suku :Melayu (35,6%), Jawa (22,2%), Tionghoa (9,3%),
Minangkabau (9,3 %), Batak (8,1%), Bugis (2,2%),
Banjar (0,7%)
Zona waktu : WIB
Provinsi Kepulauan Riau merupakan provinsi baru hasil pemekaran dari provinsi Riau. Provinsi Kepulauan Riau terbentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 25 tahun 2002 merupakan Provinsi ke-32 di Indonesia yang mencakup Kota Tanjungpinang, Kota Batam, Kabupaten Bintan, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, dan Kabupaten Lingga.
BATAS-BATAS YANG BERBATASAN DENGAN KEP. RIAU
1. UTARA : Negara SINGAPURA, dan laut CHINA SELATAN
2. SELATAN : Kabupaten Indragiri Hilir dan Kabupaten Kampar
3. BARAT : Kabupaten Bengkalis, dan selat Malaka
4. TIMUR : Kalimantan Barat

KONDISI GEOGRAFIS

Secara geografis Provinsi Kepulauan Riau berbatasan dengan negara tetangga yaitu Singapura, Malaysia, dan Vietnam yang memiliki luas wilayah 251,810,71 km dengan 96 persennya adalah perairan dengan 1350 pulau besar dan kecil telah menunjukkan kemajuan dalam penyelenggaraan kegiatan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan. Ibukota Provinsi Kepulauan Riau berkedudukan di Tanjung Pinang. Provinsi ini terletak pada jalur lalu lintas transportasi laut dan udara yang strategis dan terpadat pada tingkat internasional, serta pada bibir pasar dunia yang memiliki peluang pasar.

SUMBER DAYA ALAM

Kepulauan Riau memiliki potensi sumber daya alam mineral dan energi yang relatif cukup besar dan bervariasi baik berupa bahan galian A (strategis) seperti minyak bumi dan gas alam, bahan galian B (vital) seperti timah, bauksit, dan pasir besi, maupun bahan galian golongan C seperti granit, pasir, dan kuarsa

KELAUTAN

Sebagai Provinsi Kepulauan, wilayah ini terdiri atas 96 % lautan. Kondisi ini sangat mendukung bagi pengembangan usaha budidaya perikanan mulai usahapembenihan sampai pemanfaatan teknologi budidaya maupun penangkapan. Di Kabupaten Karimun terdapat budidaya Ikan as kakap, budidaya rumput laut, kerambah jaring apung. Kota Batam, Kabupaten Bintan, Lingga dan Natuna juga memiliki potensi yang cukup besar dibidang perikanan. Selain perikanan tangkap di keempat Kabupaten tersebut, juga dikembangkan budidaya perikanan air laut dan air tawar. Di kota Batam tepatnya di Pulau Setoko, bahkan terdapat pusat pembenihan ikan kerapu yang mampu menghasilkan lebih dari 1 juta benih setahunnya.

MASYARAKAT RIAU

POLA PERKAMPUNGAN SUKU MELAYU DIKEPULAUAN RIAU

Perkampungan umunya adalah perkampungan nelayan dan petani kelapa. Rumah-rumah didirikan di atas tiang di sepanjang pantai atau di sepanjang jalan raya yang umu nya sejajar dengan garis pantai.

Rumah di pinggir pantai sebagian tiangnya berada di dalam air. Jarak anatr rumah ke rumah tidak ditentunkan menurut aturan tertentu, tetapi banyak ditentukan oleh luas atau sempitnya tanah yang dimiliki oleh suatu keluarga.

Pola pembangunan rumah berdekatan ini kemungkinan ada kaitanya dengan pola rumah keluarga dimana semua keluarga tinggal bersama dalam satu rumah.

Mungkin karena kehidupan masa kini tidak lagi sesuai untuk hidup bersama di dalam satu rumah, menyebabkan mereka membuat rumah sendiri-sendiri, namun masih berdekatan antara satu dengan lainnya. Karenanya amat lazim rumah seorang kepala keluarga yang tertua rumahnya di kelilingi oleh rumah anak, cucu, menantu, dan keluarga lainnya.

SISTEM MATA PENCAHARIAN
Penduduk yang mendiami pinggiran pantai pulau-pulau RIAU sebagian besar hidup sebagai nelayan dan petani kelapa, berkebun cengkeh atau berladang yang dikerjakan secara tradisional.
SISTEM RELIGI
Sebagian besar penduduk memeluk agam islam, penduduk suku melayu RIAU seluruhnya memeluk agam islam, sesuai dengan ketentuan yang menyatakan bahwa “baru syah melayu seseorang apabila ia memenuhi 3 syarat, yakni agam islam, bahasa melayu, dan adatnya melayu”. Sebagian penduduk pendatang, seperti orang cina memeluk agama budha dan kong hucu. Pendatang lainnya memeluk agama Kristen protestan dan khatolik. Sedangkan suku-suku terbelakang umunya menganut kepercayaan animisme dan dinamisme.
SENI DAN BUDAYA YANG MEMPENGARUHI UKIRAN-UKIRAN PADA RUMAH TRADISIONAL
Adanya pengaruh kebudayaan luar terlihat antara lain di seni ukir pada bangunan. Sperti ukiran merupakan penggambaran dari jenis-jenis flora, fauna alam smesta dan agama. Ukiran digarap berbentuk kubus, cembung, dan cekung.
Materi yang dipergunakan umunya logam dan kayu. Ukiran tersebut di tempatkan pada bangunan pada rumah tinggal seperti pada tangga, pintu ,jendela, bendul, dinding, tiang, puncak atap, list plank, sirip, loteng, peralatan rumah tangga, dan sebagainya.

ANALISA BANGUNAN

Umumnya dinamakan “Rumah Bumbung Melayu” atau “Rumah Belah Bubung” atau “Rumah Rabung”

Nama ini awalnya diberikan oleh para pendatang bangsa asing terutama orang Cina dan Belanda karena berbeda dengan bentuk rumah mereka seperti Kelenting maupun rumah limas.

Selain itu, sebutan lain yang diberikan kepada rumah itu berdasarkan Bentuk Kecuraman Atap, Variasi Atap dan letak Rumah.

Rumah yang dibuat dengan perabung atapnya sejajar dengan jalan raya dimana rumah itu terletak,disebut “Rumah Perabung Panjang”
Rumah yang dibuat perabung atapnya tida sejajar dengan jalan raya dimana rumah itu terletak,disebut “Rumah Perabung Melintang”

Tidak ada komentar: